Cari Blog Ini

Selasa, 13 September 2016

Jenis-jenis manusia purba di indonesia

Manusia purba dan ciri-cirinya

Manusia Purba di Indonesia dan cirinya-cirinya
A. Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus adalah jenis manusia purba yang tertua. Jenis makhluk manusia purba ini telah diprediksi hidup di sekitar dua atau satu juta tahun yang lalu di masa Pleistosen awal. Di tahun 1936 sampai 1941, seorang peneliti yang bernama G.H.R. von Koenigswald telah mengadakan penelitian pada sepanjang lembah sungai Bengawan Solo. Pada wilayah tersebut, von Koenigswald menjalankan penelitian-penelitian di tahun 1936 (di wilayah perning, Mojokerto), pada tahun 1939 (di wilayah penelitiannya yang terakhir ini ditahun 1941, von Koenigswald telah berhasil dalam menemukan fosil manusia purba di lapisan pleistosen yang paling tua (bawah). Hasil dari temuan fosil tersebut seperti rahang pada bagian atas dan bawah.
Manusia purba yang tertua yang sudah ditemukan oleh von Koenigswald di wilayaha Sangiran tersebut mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dibanding ukuran manusia purba yang lainnya. Manusia purba yang telah ditemukan oleh von Koenigswald itu disebut sebagai Meganthropus Palaeojavanicus atau manusia berukuran raksasa yang tertuan ini berasal dari pulau Jawa. Namun demikian, terdapat juga beberapa ahli yang berasumsi bahwa Meganthropus ini sebenarnya hanyalah Pithecanthropus itu juga, hanya saja ukuran badannya saja yang lebih besar dibandingkan Pithecantropus Erectus.
Fosil manusia purba ini disebut Meganthropus Palaeojavanicus atau manusia raksasa pada masa jawa kuno. Fosil ini merupakan fosil manusia purba yang tertua yang pernah ditemukan di Indonesia. Penemu meganthropus ini adalah Ralph von Koenzgswald yang menemukan fosil berupa rahang atas yang giginya lepas dan rahang bawah. Setelah ditemukan, peneliti mencoba mencari umur fosil Meganthropus Palaeojavanicus dengan menggunakan stratigrafi yang hasilnya umur fosil tersebut telah berumur 1 sampai 2 juta tahun lalu. WOWWW!!!
adapun ciri-ciri meganthropus paleojavanicus yang berhasil ditemukan peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki tonjolan tajam yang ada di belakang kepala
2. Memiliki badan yang tegap
3. Memiliki pipi tebal dengan tonjolan kening yang terlalu mencolok.
4. Tidak memiliki dagu pada wajah.
5. Memiliki otot pada rahang besar yang kuat dan besar serta memiliki otot mengunyah dan gigi.
6. Ketertarikan makanannya yaitu pada tumbuh-tumbuhan

B. pithecontropus mojokertensis
Manusia kera dari mojokerto, merupakan manusia purba yang ciri-ciri dari pithcanthropus Mojokertensis yang bertujuan sebagai perbedaan dalam jenis-jenis pithecanthropus lainnya. Pithencahtropus Mojokertensis : G.H.R. Von Koenigswald pada sekitar tahun 1936-1941 melakukan penelitian manusia praaksara di sepanjang lembah pada aliran Sungai Bengawan Solo. Pada tahun 1939, von Koenigswald menemukan fosil yang tengkorak kanak-kanak di dekat Mojokerto. Berdasarkan taju puting dan sendi rahang bawahnya, diperkirakan usia makhluk itu 5-6 tahun. 
Ciri-Ciri utama Fosil Pithcanthropus Mojokertensis
  • berbadan tegak, 
  • mukanya menonjol ke depan 
  • kening tebal
  • tulang pipi yang kuat. 
C. pithecontropus erectus

Pithecanthropus erectus adalah sebagian jenis dari pithecanthropus, dengan ciri-ciri pithecanthropus yang membuat kita membedakan dan tempat ditemukannya Pithecanthropus Erectus. Pada tahun 1890, seorang ahli purbakala Belanda, Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba di Desa Trinil (Ngawi), Jawa Timur. Daerah tersebut terletak di lembah Sungai Bengawan Solo. Hasil temuan fosil tersebut setelah diteliti dan direkonstruksi ternyata membentuk kerangka manusia yang menyerupai kera sehingga dinamakan Pithecanthropus Erectus. Berdasarkan penelitian pada temuan fosil yang ada, disimpulkan bahwa Pithecanthropus Erectus mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut..

Ciri-Ciri Pithecanthropus Erectus
  • Berbadan Tegap dengan alat pengunyah yang kuat. 
  • Tinggi badan berkisar 165-170 cm dengan berat badan kurang lebih 100 kg. 
  • Berjalan tegak. 
  • Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan. 
  • Hidupnya diperkirakan satu juta sampai dengan setengah juta tahun yang lalu. 
C. pithecontropus wajakensis

 Homo Wajakensis merupakan jeni-jenis manusia purba jenis homo dengan ciri-ciri homo wajakensis agar kita lebih mudah membedakan manusia purba jenis homo. Pada tahun 1889, von Reitschoten menemukan fosil manusia purba jenis Homo di daerah Wajak dekat Campur Darat, Tulungagung (Jawa Timur). Temuan ini diselidiki pertama kali oleh Eugene Dubois yang berupa ruas leher dan tengkorak yang mempunyai isi kurang lebih 1.630 cc.

 Homo Wajakensis merupakan jeni-jenis manusia purba jenis homo dengan ciri-ciri homo wajakensis agar kita lebih mudah membedakan manusia purba jenis homo. Pada tahun 1889, von Reitschoten menemukan fosil manusia purba jenis Homo di daerah Wajak dekat Campur Darat, Tulungagung (Jawa Timur). Temuan ini diselidiki pertama kali oleh Eugene Dubois yang berupa ruas leher dan tengkorak yang mempunyai isi kurang lebih 1.630 cc.

D. pithecontropus solensis

Pithecanthropus Soloensis atau biasa disebut dengan Manusia kera dari Solo. Pithecanthropus soloensis merupakan jenis-jenis manusia purba setelah meganthropus dimana jenis manusia purba dikelompokkan menjadi meganthropus, pithecanthropus, dan homo, di ketiga kelompok tersebut terdapat jenis-jenis termasuk pithecanthropus soloensis merupakan kelompok dari pithecanthropis

Pithecanthropus Soloensis yang bertahan hidup sampai akhir Pleistosen Tengah adalah Pithecanthropus Soloensis, Fosil pertama ditemukan di Ngandong, di tepi sungai Bengawan Solo pada sekitar tahun 1931-1934. Para peneliti Pithecanthropus Soloensis, antara lain von Koenigswald, Oppennorth, dan Ter Haar. Hasil penemuan Pithecanthropus di lapisan Pleistosen Tengah mempunyai arti penting karena menghasilkan satu seri tengkorak berjumlah besar dalam waktu singkat pada satu tempat. Hasil temua itu berupa bagian atap tengkorak, tulang dahi, fragmen tulang pendinding, dan tulang kering. Dari temuan tersebut, jenis kelamin, usia, bahkan kapasitas otaknya dapat diukur.

0 komentar:

Posting Komentar